banner 728x250 banner 728x250
Kaltim  

Krisis Guru Daerah 3T di Benua Etam Menjadi Sorotan Komisi IV DPRD Kaltim

Samarinda – Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Timur Puji Setyowati mengungkapkan prihatin terkait permasalahan kurangnya guru di daerah 3T (terpencil, tertinggal, dan terluar) di Benua Etam.

Politisi Demokrat ini menyebutkan bahwa sebagian besar guru, meskipun telah ditempatkan di daerah 3T melalui jalur nilai (P3K), lebih memilih untuk mengajar di tempat lain. Hal ini menyebabkan Surat Keputusan (SK) yang dikeluarkan untuk penempatan di daerah tersebut tidak selalu diikuti dengan kesediaan guru untuk melaksanakan tugas di sana.

“Sudah lewat jalur P3K itu, keluar SK-nya. Setelah keluar SK, mereka malah tidak mau untuk mengajar di sana, mau ke tempat lain,” ungkap wanita berdarah Jawa ini.

Dalam menghadapi tantangan ini, ia menggarisbawahi perlunya strategi kreatif dari pemerintah dan sekolah di daerah 3T untuk membuat para pengajar merasa nyaman bekerja di lokasi tersebut. Meskipun tidak mungkin mengusir atau menolak guru-guru yang enggan ditempatkan di daerah 3T, ia mengusulkan pendekatan alternatif.

“Untuk mengatasi ini perlu strategi dan pemikiran kreatif,” tambahnya.

Salah satu solusi yang diusulkan adalah memberikan pelatihan atau pembekalan kepada guru yang ditempatkan di sekolah-sekolah di daerah 3T.

Dengan cara ini, guru-guru dengan latar belakang mata pelajaran yang berbeda dapat membantu mengisi kekurangan mata pelajaran tertentu di sekolah tersebut.Puji Setyowati berharap bahwa upaya kolaboratif seperti pelatihan guru dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi permasalahan kekurangan guru di daerah 3T.

Meskipun permasalahan kurangnya guru di daerah terpencil, tertinggal, dan terluar merupakan tantangan serius, Puji Setyowati dan Komisi IV DPRD Kaltim berkomitmen untuk menemukan solusi inovatif yang dapat menjaga perkembangan pendidikan di daerah-daerah tersebut.

Tujuan utama adalah memastikan bahwa pendidikan di wilayah-wilayah terpencil dan terluar tetap dapat berkembang dengan baik, meskipun menghadapi keterbatasan sumber daya manusia.