banner 728x250 banner 728x250
Kaltim  

Komisi IV DPRD Kaltim Minta Masyarakat Segera Melapor Kalau Alami Gejala TBC

Samarinda– Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, Puji Setyowati, mengungkapkan keprihatinannya terkait lonjakan kasus Tuberkulosis (TBC) di Kota Samarinda.

Puji Setyowati menyoroti ini sebagai masalah serius yang memerlukan perhatian bersama untuk mengatasi dampaknya.

Politisi Demokrat ini menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam mengenali gejala TBC, seperti batuk yang berkepanjangan, kesulitan tidur, susah makan, dan penurunan berat badan. Ia juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam melaporkan gejala ini kepada pihak puskesmas setempat.

“Jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami gejala tersebut, laporkan ke Puskesmas agar dapat segera mendapatkan diagnosis dan perawatan yang diperlukan,” ungkapnya beberapa waktu lalu.

Puji Setyowati juga menggarisbawahi peran faktor ekonomi dalam meningkatnya kasus TBC. Keluarga yang memiliki akses ekonomi lebih baik cenderung mencari perawatan medis dari dokter spesialis, sementara yang kurang mampu secara ekonomi sering kali menghadapi hambatan finansial dalam mengakses pelayanan medis.Untuk mengatasi masalah ini, Puji Setyowati menekankan perlunya pemberdayaan masyarakat.

Ia mengungkapkan bahwa obat-obatan untuk TBC disediakan secara gratis selama 6 bulan sebagai dukungan dari pemerintah. Selain itu, masyarakat dengan kategori ekonomi menengah ke bawah akan menerima makanan tambahan selama bulan pertama pengobatan untuk memastikan keberlanjutan program pengentasan TBC.

“Pengentasan TBC menjadi hal yang sangat penting karena dampaknya mencakup aspek sosial dan ekonomi. Penting untuk diingat bahwa pengobatan selama 6 bulan itu gratis,” pungkasnya.

Data dari Dinas Kesehatan Kota Samarinda menunjukkan bahwa jumlah kasus TBC di wilayah tersebut mengalami peningkatan signifikan dari tahun ke tahun, mencapai angka yang mengkhawatirkan.Pada tahun 2021, terdapat 1.456 pasien TBC di Kota Samarinda, yang kemudian meningkat menjadi 2.167 kasus pada tahun 2022.