banner 728x250 banner 728x250

Ardiansyah Lakukan Ground Breaking Pembangunan IPA Kabo 50 Liter Perdetik

SANGATTA- Salah satu agenda Bupati Kutim H Ardiansyah menutup akhir pekan, Sabtu (21/10/2023) ini adalah melaksanakan ground breaking pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) 50 liter per detik di Kabo, Sangatta Utara. IPA tersebut dibangun sebagai salah satu instalasi yang dikelola oleh Perumdam TTB Kutim dan menjadi program multi years contract (MYC) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kutim. Dengan total biaya Rp 64,8 miliar dan dikerjakan 480 hari kalender.

Sekretaris Dinas PUPR Kutim Joni Abdi Setia melaporkan, groundbreaking program pembangunan IPA kali ini menjadi langkah maju layanan air minum di Kutim. Berupa pembangunan inprastruktur air bersih. Dengan paket kegiatan tahun jamak 2023-2024.

“Program bidang air minum untuk meningkatkan standar pelayanan minimal yang harus dipenuhi oleh daerah,” jelasnya.

Dinas PUPR lantas menunjuk pihak ketiga untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi dan menajemen pengawasan pekerjaan. Dalam perencanaan hingga pelaksanaan, Dinas PUPR berkoordinasi dengan Perumdam TTB Kutim sebagai pengelola air minum di Kutim. Sehingga program ini tepat sasaran dalam upaya peningkatan layanan air minum.

Berikutnya pembangunan infrastruktur ini berupa pembangunan IPA Kabo 50 liter per detik di Kecamatan Sangatta Utara dan dilengkapi fasilitas infrastruktur lainnya. Mencakup layanan di Desa Sangatta Utara, dengan target layanan kurang lebih 4000 sambungan rumah.

Joni menyebut, seiring dengan berkembangnya wilayah perkotaan maka kebutuhan air bersih harus segera dipenuhi. Karena perhatian Pemkab Kutim, Joni tak lupa menyampaikan terima kasih kepada Bupati dan anggota DPRD Kutim.

Selanjutnya untuk Bidang Sumber Daya Air, pihaknya juga melaksanakan peningkatan drainase perkotaan. Merupakan salah satu indikator kinerja pemerintah dalam pengembangan infrastruktur khususnya cakupan luas wilayah yang tergenang. Menjadi salah satu upaya pemerintah daerah dalam penanganan banjir khususnya di kota Sangatta.

Berikutnya Direktur Utama Perumdam TTB Kutim Suparjan saat menyampaikan sambutan menyebutkan bahwa IPA yang nanti terbangun ini bakal menopang 4000 sambungan rumah. Dijelaskan olehnya bahwa saat ini untuk cakupan layanan di Kecamatan Sangatta Selatan sekitar 60 persen Sangatta Utara sekurang-kurangnya 80 persen.

“Jumlah ini sudah memenuhi cakupan pelayanan minimal air bersih. Sisa kapasitas yang nanti di suplai ke Sangatta Selatan sebagian akan membantu penguatan layanan di sisi Sangatta Utara, terutama di kawasan Patung Burung. Mudah mudahan di 2024 untuk Sangata Utara dan Selatan terjadi keseimbangan (pelayanan air bersih),” harapnya.

Berikutnya, sambung Suparjan, dalam tiga tahun terakhir ada percepatan penambahan sambungan rumah dua kali lipat. Demi mengejar peningkatan cakupan itu, dengan bantuan Dinas PUPR, pihak Perumdam TTB Kutim terus meningkatkan sambungan rumah.

“Dengan dibangunnya IPA 50 liter per detik ini, cakupan layanan di dua kecamatan sudah memenuhi standar pelayanan minimal air bersih,” sebutnya.

Optimalisasi dan pengembangan SPAM Sangatta Utara – Sangatta Selatan terdiri dari dua SPAM. Yaitu SPAM IPA Kabo 50 liter per detik untuk memenuhi layanan Desa Sangatta Selatan dan SPAM IPA 10 liter per detik Sangkima untuk memenuhi pelayanan Desa Sangkima dan Teluk Singkama.

Menganai cakupan layanan desa hingga September 2023, desa terlayani di Sangatta Selatan dan Singa Geweh adalah 63,33 persen atau setara 16.420 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk kedua desa tersebut berdasarkan data Disdukcapil Kutim yaitu 25.928 jiwa.

Ditambahkan, Pembangunan jaringan perpipaan SPAM IPA 50 liter per detik melitas dari Jalan Kabo menuju Jalan Meranti, kemudian menyeberangi Sungai Kabo menuju Gang Manggis Desa Sangatta Selatan. Dengan tujuan agar dapat meningkatkan cakupan layanan serta memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat, terutama pada area poros Sangatta-Bontang hingga Jembatan Pinang

Sedangkan Bupati Kutim H Ardiansyah Sulaiman dihadapan seluruh undangan yang hadir mengaku dengan luasnya Kabupaten Kutim, semua yang dilakukan pemerintah saat ini belumlah seberapa. Tetapi ia yakin satu persatu kekurangan tersebut akan dipenuhi. Untuk mengoptimaslisasi standar pelayanan minimal masyarakat.

“Kebutuhan minimal itu sederhana saja, air bersih, jalan dan listrik. Oleh karenanya dalam tahun ini dan tahun depan Pemkab Kutim akan terus mengoptimalkan pekerjaan dibidang infrastruktur tersebut,” tegasnya.

Menurutnya sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk terus berkomitmen membangun dan mengopimaltisasikan segala bentuk program pembangunan. Karena sangat dibutuhkan sebagai kebutuhan dasar masyarakat.

Ardiansyah meminta ada komitmen yang dalam dari seluruh aparatur dan perangkat daerah demi mewujudkan hal itu.

“Karena kita sadar, daerah kita luas, sangat luas. Sebagai contoh untuk ke Batu Ampar dari Sangatta harus melewati Rantau Pulung, jalannya baru terbangun sekitar 10 persen atau dalam kondisi yang bagus, selebihnya harus tergoncang. Maka saya meminta semua pihak, usahakan jalan yang sering dilewati, khususnya jalan kabupaten harus didukung program pemeliharaan yang proporsional dan professional dengan sistem yang ada,” pintanya.

Sehingga masyarakat yang melintas merasakan dan menikmati perjalanan. Bupati meminta semua program pemeliharaan dan lainnya digarap maksimal. Setelah infrastruktur jalan sudah mulus dan enak dilewati pengguna jalan, Bupati lantas meminta agar Dinas PUPR berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan untuk memasang rambu-rambu dengan pesan yang sangat dalam.

“Karena kalau tidak, rambu-rambu itu hanya sekadar simbol di jalan. Apalagi kalau jalan mulus dan enak justru cenderung meningkatkan angka kecelakaan, sementara kalau jalan rusak hanya sering membuat truk terguling namun tidak sampai ada jiwa melayang,” katanya mencontohkan.

Contoh lain, jalan mulus menuju Maloy yang saat malam kerap dijadikan adu balap liar, karena kurangnya rambu-rambu. Kades berinisiatif memasang rambu dan spanduk bertuliskan “nenek moyang kita pelaut, bukan pembalap” dan kemudian saat ini dijadikan arena berjualan UMKM yang dikelola oleh BUMDes sehingga lebih bermanfaat. Sebelum menutup sambutannya, Ardiansyah kembali mengingatkan agar perihal yang ia sampaikan dijadikan komitmen pemerintah melalui Dinas PUPR dalam meningkatkan pelayanan dasar bagi masyarakat. Termasuk dranase untuk menanggulangi banjir.

“Menanggulangi banjir mungkin membutuhkan program multi dimensi, tetapi untuk menanggulangi dampak banjir bisa dengan drainase. Tetapi harus memperhatikan koneksivitas jalur air. Jangan sampai air yang dialirkan tidak masuk ke dalam penampungan air atau tidak sesuai dengan kajian teknis yang diharapkan,” ujarnya.

Sementara untuk pelayanan air bersih, Bupati tidak menginginkan perusahaan air minum diplesetkan menjadi perusahaan air mandi, karena kurangnya kualitas air yang diharapkan. Dengan kemampuan yang ada, kualitas air tersebut harus diperhatikan.

Selanjutnya meningkatkan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya yang belum memiliki sambungan rumah layanan air bersih hingga ke pelosok desa. Dengan memaksimalkan SPAMDES di desa didukung oleh Kades.

“Dinas PUPR dan Perumdam TTB harus mampu memetakan wilayah yang terkoneksi dan mana yang belum. Peta dimaksud harus dimiliki Perumdam, Dinas PU dan Kantor Desa. Sehingga mudah di evaluasi kebutuhan minimal. Apapun yang kita lakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat itu memang tidak bisa seratur persen memuaskan. Maka dari itu saya katakan butuh komitmen kita untuk melaksanakan dan masyarakat hanya menikmati seperti yang mereka inginkan,” tutup Ardiansyah.

Sebelum melakukan peletakan batu pertama, Bupati lebih dulu melakukan prosesi pemotongan tumpeng yang sudah disediakan oleh panitia. Sebagai ungkapan rasa syukur dimulianya berbagai program MYC di Sangatta Utara dan Selatan. (adv)