banner 728x250 banner 728x250
Kaltim  

Sutomo Jabir Berkomitmen Kawal Pencegahan Banjir di Dapilnya

Samarinda – Anggota Komisi DPRD Kaltim Sutomo Jabir, menegaskan akan mengawal penuh program pencegahan banjir di Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur (Kutim).

“Saya pikir kedua daerah tersebut masih mengalami persoalan serius terkait banjir, dan akan saya kawal langsung program tersebut,” ungkap Sutomo yang juga anggota komisi III ini di Samarinda beberapa waktu lalu.

Upaya pencegahan banjir di Bontang berupa proyek normalisasi drainase, sedangkan di Sangatta Kutai Timur berupa proyek normalisasi sungai. Keduanya berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kalimantan Timur (Kaltim).

Dia berharap proyek bendungan di Desa Suka Rahmat, Kabupaten Kutai Timur yang dimulai sejak 2023 bisa segera selesai dan berfungsi untuk menampung air kiriman dari daerah hulu Kutim.Sutomo mengatakan izin dan studi kelayakan proyek bendungan tersebut sudah clear dan pada 2024 masih dalam tahap perencanaan.

“Bendungan di Suka Rahmat itu untuk menanggulangi banjir yang bisa berimbas ke Bontang,” ujarnya.

Selain banjir, Sutomo juga menyoroti kebakaran lahan gambut di Kaltim yang menyebabkan polusi udara. Dia mendesak pemerintah provinsi segera menyelesaikan masalah tersebut.

Lebih lanjut, Sutomo juga meminta progres cepat terkait pemanfaatan kawasan lubang bekas tambang untuk mengaliri air bersih ke kota Bontang maupun ke Kutai Timur, khususnya Kecamatan Teluk Pandan.

Proyek pemanfaatan kawasan bekas tambang, lanjutnya, sudah masuk dalam anggaran untuk membuat pipa-pipa distribusi air bersih pada tahun anggaran 2024.

“Kami harap perusahaan tambang yang kolam pasca tambang dipakai untuk air bersih, juga menyiapkan intake-nya. Dalam artian, pemerintah yang akan membuat pipa distribusi sampai ke Bontang dan ke Kutai Timur dan sebagainya. Dan itu tahun depan mudah-mudahan sudah mulai berjalan,” harapnya.

Anggota Fraksi PKB-Hanura itu mengaku sudah survei dan uji coba terhadap kualitas air dari lubang bekas tambang tersebut. Dia mengklaim bahwa pH air tersebut bagus dan bisa langsung diminum.

“PH-nya bagus, sudah diteliti, sudah aman dikonsumsi untuk minum. Jadi sepertinya tak perlu dikhawatirkan lagi,” jelasnya.

Sementara, distribusi instalasi pengolahan air (IPA) yang ada di Marangkayu, menurutnya, juga sedang diperbaiki dan dibangun. Sutomo berharap distribusi pengolahan air bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar