Sangatta, pelitapost.com- Badan Penaggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kutai Timur kembali melaksanakan simulasi siaga pencegahan serta kesiapsiagaan bencana kebakaran hutan dan lahan ditahun 2022 ini. Setelah sebelumnya, sempat vakum tidak ada kegiatan simulasi akibat pandemi Covid-19. Senin (21/11/2022) di Lapangan Heliped Kantor Bupati, Pusat Perkantoran Bukit Pelangi, Sangatta Utara.
Dalam kegiatan Simulasi tersebut diikuti oleh TNI-Polri dan berbagai organisasi masyarakat yang ada di Kutai Timur. Mereka yang mengikuti simulasi punya peran tersendiri ketika terjadinya bencana di Kutai Timur ini. “Ada sekitar 50-80 orang mengikuti simulasi ini, baik dari TNI dan Polri serta ormas seperti ada Senkom, HIKMA, Orari, Tagana, PMI dan lainnya,” ucapnya.
Semua peserta yang ikut diajarkan untuk melakukan proses pelaporan apabila terjadi kebakaran. Kemudian, mereka dilatih saat melakukan evakuasi kebakaran menggunakan mobil khusus pemadam api yang diiringi dengan tim patroli roda dua, hingga teknik memadamkan api.
Bagi semua yang hadir diajarkan dalam simulasi ini penting diketahui para peserta, agar mereka mengetahui teknik pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang benar. “Simulasi ini kita laksanakan selama tiga hari, mulai tanggal 21-23 November 2022,” ungkapnya.
Sudah dua tahun terakhir ini BPBD tidak mengadakan simulasi karena adanya Covid-19. Sebab, ada keterbatasan pengumpulan massa dan kami juga tidak berani melakukan itu,” ujarnya.
Dikatakan Naim, bahwa kehadiran pandemi Covid-19 ini merupakan salah satu bencana Nasional sesuai Keputusan Presiden RI Nomor 12 Tahun 2020. Disebutkan dan tertulis, Covid-19 ditetapkan sebagai bencana Nasional non-alam.
Covid-19 adalah bencana yang harus ditangani bersama. Sehingga simulasi seperti ini, terakhir di laksanakan pada tahun 2019 lalu. Sampai pada akhirnya berangsur-angsur Covid-19 ini turun. Karena tidak ditemukan yang sangat berarti, maka di tahun 2022 ini BPBD adakan lagi simulasi seperti 2019,” terangnya.
Disamping itu, tujuannya untuk menyadarkan masyarakat betapa pentingnya menjaga lingkungan. “Kita ingin lingkungan terjaga, tidak asal membakar lahan maupun hutan. Apabila mau membuka lahan, tentu ada mekanisme yang harus diikuti. Tolong jangan sampai membakar lahan karena dampaknya luar biasa, bisa menyebar dan sebagainya,” pesanya.(adv/br)