banner 728x250 banner 728x250
Berita  

PDI P Prediksi Silpa 2022 Besar

Faizal Rachman Saat ditemui wartawan

Pelitapost.com, Sangatta – Meskipun tahun anggaran 2022 belum selesai, namun legislatif dapat memastikan jika akan terjadi Sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa) yang besar. Hal itu diungkapkan oleh politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Faizal Rachman.

Faizal menilai Pemerintah Kabupaten Kutai Timur kurang matang dalam melakukan perencanaan, sehingga hingga akhir tahun ditaksir akan mengalami Silpa hingga Rp350 miliar.

Silpa tersebut, merupakan dana masuk dari pemerintha pusat yang melebihi proyeksi pendapatan APBD. Sehingga sangat disayangkan anggaran sebanyak itu tidak teralokasikan.

“Ada juga program yang sudah dianggarkan, tapi tidak dilaksanakan karena terbentur aturan. Perencanaannya memang tidak matang,” sebut Faizal.

Faizal memastikan, proyeksi terjadinya Silpa bukan tanpa data. Pasalnya dari APBD 2022 Rp3,6 triliun, kemudian masuk transferan pusat Rp3,8 triliun. Selain itu, ada dana proyek multiyear Rp141 miliar yang pasti tidak terserap.

“Kan proyek multiyear tidak boleh dimulai akhir tahun. Sedangkan ada wacana penyertaan modal untuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Rp9 miliar. Sayangnya tidak direalisasikan lantaran payung hukumnya tidak ada,” ungkap Faizal melanjutkan.

Bahkan, kata dia, nilai Silpa tersebut berpeluang bertambah apabila PAD yang ditarget Rp200 miliar alami kenaikan. Termasuk dengan potensi transfer triwulan IV dari pemerintah pusat.

“Ini juga disebabkan kurangnya perencanaan. Maka kami meminta agar pemerintah mematangkan semua perencanaan agar matang,” paparnya.

Sehingga anggaran yang tersedia dapat dimaksimalkan untuk pembangunan. Apabila terjadi Silpa, tentu pembangunan tidak akan berjalan maksimal.

“Makanya anggaran tahun depan harus dimaksimalkan. Sehingga proyeksi pendapatan dinaikkan sama dengan APBD Perubahan 2022,” ucapnya.

Apalagi dalam Peraturan Menteri Keuangan (Permenkeu), dana alokasi umum (DAU) akan meningkat Rp 4,6 triliun. Itu belum termasuk dana bagi hasil sawit.

“Sebenarnya proyeksi anggaran tahun depan itu melebihi Rp 5 triliun,” jelasnya.

Apabila pendapatan dimaksimalkan Rp 4,4 triliun. Maka program pembangunan tahun depan bisa lebih dimaksimalkan. Sehingga semua program dapat dikerjakan awal tahun.

“Tidak seperti tahun ini yang serba mendesak. Kan APBD Perubahan ada tambahan Rp 1,9 triliun, akhirnya menumpuk,” pungkasnya.