banner 728x250 banner 728x250
Berita  

Semakin Meningkat, Anggota DPRD Kutim Arfan Harus Ada Perda Untuk Penanggulangan HIV/AIDS di Kutim

Sangatta, pelitapost.com –  Wakil Ketua II DPRD Kutim Arfan mengatakan. Bahwa kasus infeksi HIV/AIDS di Kutai Timur terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Maka dari itu  harus ada perda penanggulangan dan pencegahan untuk perilaku menyimpang.

Meningkatnya kasus infeksi HIV/AIDS tersebut berdasarkan data komulatif Komisi Penanggulangan Aids Daerah (KPAD) Kutim menghimpun sejak 2006-2022 tercatat ada 821 kasus yang terdeteksi positif HIV/AIDS.

Sebenarnya hal tersebut bukanlah aib,namun merupakan penyakit yang harus di cegah dan dintanggulangi.

Arfan, mengatakan penanggulangan HIV/AIDS merupakan tugas semua elemen, baik dari masyarakat, pemerintah dan KPAD sebagai pihak terkait. Oleh sebab itu butuh kerjasama dan sinergitas semua stakeholder, instansi vertikal maupun organisasi yang ada untuk menuntaskan kasus ini.

Dirinya berpesan agar kita semua untuk tidak menjauhkan korban HIV/AIDS namun harus dirangkul dan diedukasi agar bisa memperoleh perawatan.

Maka dari itu, perlu adanya peraturan daerah (Perda) yang  harus segera dibuat. Tujuannya supaya  berfokus pada upaya penanggulangan serta perilaku menyimpang itu,” ujarnya.

Dan dengan masalah stigma dan diskriminasi yang masih kental di tengah masyarakat terhadap  orang dengan HIV/AIDS yang selalu melihat penyakit ini dari sisi etika dan sosial bagaimana korban begitu dijauhi oleh masyarakat bahkan keluarga menambah buruk psikologis penderita,” tandasnya.

Penyebaran HIV/AIDS bukan selalu melalui kontak fisik tapi bisa melalui media lain seperti jarum suntik narkoba, hubungan badan, sering berganti pasangan, homoseksual, heteroseksual dan lainnya. Sehingga remaja dengan tingkat keingintahuan tinggi menjadi sasaran utama penyebaran HIV/AIDS, penyalahgunaan narkotika serta penggunaan obat-obatan terlarang.

Oleh sebab itu harus ada pencegahan dini yang dimulai dari dalam keluarga dengan memperkuat ilmu agama serta memberikan informasi terkait dampak dan efek HIV/AIDS,” tutupnya.(*)