![](https://pelitapost.com/wp-content/uploads/2023/08/IMG-20230808-WA0057-400x225.jpg)
Sangatta – Di tengah semangat untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang ekonomi kreatif, Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terus memberikan dorongan baru. Salah satu upaya yang menarik adalah melalui pelatihan pembuatan kerajinan manik-manik untuk masyarakat Kutim.
Tidak hanya menjadi kegiatan latihan biasa, pelatihan ini telah menggelitik minat para peserta dalam menggali kreativitas mereka. Kerajinan manik-manik, yang bukan hanya menjadi simbol kerajinan lokal Kutim tetapi juga melambangkan identitas Kalimantan pada umumnya, menjadi pakaian adat yang penuh makna, terutama dalam budaya Adat Dayak.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Nurullah, mengatakan, seorang pengajar dalam pelatihan ini, menegaskan pentingnya inovasi dalam desain manik-manik. “Saya minta untuk menginovasi desain, agar karya kita bisa dilirik banyak orang serta laku dipasaran,” ungkapnya dengan semangat kepada awak media, Selasa (8/8/2023).
Dengan semakin kompetitifnya pasar, peserta pelatihan diajak untuk berpikir lebih kreatif dan berani mengeksplorasi berbagai inspirasi, mulai dari imajinasi hingga keajaiban alam sekitar.
Kerajinan manik-manik bukan hanya sekadar bentuk seni, tetapi juga sarana bagi para pengrajin untuk mendapatkan penghasilan tambahan. “Nah kalau kerajinan mereka laku, yang diuntungkan para pengrajin sendiri, dan ini berdampak pada ekonomi mereka. Tidak hanya daerah kita yang dikenal karena kerajinannya,” pungkas Nurullah dengan optimisme.
Dalam menghadapi persaingan global, Dispar Kutim ingin memastikan bahwa para peserta pelatihan ini tidak hanya menghasilkan karya seni berkualitas, tetapi juga mampu menjadikannya sebagai ladang penghasilan yang menjanjikan. Dengan harapan bahwa kerajinan mereka akan menarik perhatian, baik di tingkat lokal maupun internasional, upaya ini tentu saja menjadi langkah penting dalam memajukan ekonomi kreatif daerah ini.(adv)